Sarasehan 2016

Tahun kepengurusan baru Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Biologi UGM telah dimulai. Sebagai perwakilan dari semua elemen mahasiswa Fakultas Biologi UGM Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Biologi UGM mengadakan Sarahsehan yang dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2016. Kegiatan terebut dlaksanakan untuk mengoordinasikan arah gerak BEM dan SEMA Fakultas Biologi UGM supaya dapat bekerjasama dengan baik ke depannya.

Kegiatan ini pada umumnya merupakan kegiatan untuk BEM dan SEMA dalam mengawali kepengurusan di periode yang baru. Kegiatan dimulai dengan penyampain kuisioner mengenai harapan-harapan dari civitas akademik Fakultas Biologi terhadap BEM Biologi yang disampaikan oleh Ketua Komis 3 (Aspirasi) yaitu Sevi Ratna Sari. Berdasarkan hasil kuisioner yang diisi oleh 30 civitas non BEM dan SEMA, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kinerja BEM Biologi pada kepengurusan sebelumnya telah cukup baik dengan harapan bahwa BEM dapat lebih cepat dan tanggap mengenai isu UKT yang dialami oleh Mahasiswa Fakultas Biologi, serta program kerja lebih dimasifkan.

Kegiatan Sarasehan kemudian dilanjutkan dengan pengenalan Komisi 2 (Pengawasan) mengenai sistem penilaian program kerja BEM oleh Ketua Komisi yaitu Heri Aji. Sistem penilaian program kerja BEM yang ditawarkan adalah Sistem penilaian dengan IPK, sistem penilaian seperti ini telah dilakukan oleh SEMA untuk BEM pada periode sebelumnya. Selanjutnya dilakukan penyampaian program kerja tiap departemen yang disampaikan tiap Kepala Departemen BEM. Yang kemudian program kerja dikritisi oleh SEMA .

Dengan kegiatan ini, diharapkan pada kepengurusan 1 periode ke depan BEM dan SEMA Fakultas Biologi dapat bekerja sama, saling bahu-membahu untuk menjadikan Biologi lebih baik. (sa)

Kongres Mahasiswa Biologi 2016

Jpeg

Pelantikan Ketua BEM dan Senat Mahasiswa Fakultas Biologi Periode 2016-2017

Pada tanggal 9 s.d 10 januari 2016 Kongres Mahasiswa Biologi atau yang akrab disebut KMB kembali dilaksanakan. Acara ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Biologi untuk membahas beberapa hal menyangkut keorganisasian dalam lingkup mahasiswa Fakultas Biologi seperti penyampaian Laporan Kegiatan Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Biologi, Laporan Pertanggungjawaban Badan Ekesekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Biologi, dan pembahasan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Fakultas Biologi. Selain itu dalam kongres inipun dilaksanakan pelantikan anggota SEMA beserta BEM Fakultas Biologi dilanjutkan dengan penyampaian Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) oleh ketua BEM yang telah resmi dilantik.

Pada tahun ini Kongres Mahasiswa Biologi berlangsung di ruang V Fakultas Biologi dengan dihadiri oleh beberapa tamu undangan beserta mahasiswa Fakultas Biologi yang turut meramaikan. Di hari pertama, acara dimulai dengan pembukaan oleh MC dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua SEMA FB 2015 Fajrin Fahmi dan ketua BEM FB 2015 Wiko Arif Wibowo. Dalam sambutannya masing-masing ketua tersebut sefaham menyatakan bahwa kedepannya roda keorganisasian di dalam lingkup mahasisiwa biologi harus memiliki karakter yang seharusnya organisator miliki beserta masing-masing organisasi dapat berperan maksimal sesuai dengan peran masing-masing organisasi karena hal tersebut akan menjadi salahsatu penggerak kemajuan Fakultas Biologi kedepannya. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi UGM. Beliau mengatakan bahwa sebagai mahasiswa yang akan melanjutkan estafet kepengurusan organisasi semoga dapat memberikan kebermanfaatan yang lebih baik bagi seluruh Keluarga Mahasiswa Fakultas Biologi. Kemudian acara dilanjutkan dengan memilih Tim Presidium yang kemudian terpilih Randi sebagai Pimpinan Sidang I, Alvina sebagai Pimpinan Sidang II dan Titis Sukmaningrum sebagai Notulen. Kemudian dibacakan Tata Tertib Sidang. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pembacaan Laporan Kegiatan SEMA FB yang dibawakan oleh Fajrin Fahmi dan Laporan Pertanggungjawaban oleh Wiko Arif Wibowo dilanjutkan dengan pembacaan IPK masing-masing departemen BEM FB dan merupakan acara terakhir di hari pertama Kongres Mahasiswa Biologi 2016.

Dihari kedua pelaksanaan KMB sidang kembali dibuka pada pukul 08.00 WIB dan dilanjutkan dengan pelantikan anggota BEM dan anggota SEMA FB UGM yang berlangsung dengan khidmat dengan sumpah yang diucapkan oleh para organisator dengan mantap, menandakan bahwa para penerus roda keorganisasian SEMA dan BEM FB siap untuk melanjutkan estafet kepemimpinan yang diwariskan oleh periode sebelumnya. Pelafalan sumpah pada pelantikan ini dipimpin langsung oleh Bapak Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi UGM. Kongres dilanjutkan dengan pembacaan AD/ART Keluarga Mahasiswa Fakultas Biologi yang dipimpin langsung oleh Pimpinan Sidang Sementara I Alvina Dan Pimpinan Sidang Sementara II Aruna Bagas K dengan Titis Sukmaningrum sebagai Notulen Sementara. Pembahasan ini berlangusng dengan lancar dengan beberapa tanggapan berupa revisi redaksi dalam AD/ART yang dilontarkan oleh anggota kongres. Setelah usai pembahasan mengenai AD/ART acara dilanjutkan dengan pembahasan Garis Besar Haluan Kerja oleh ketua BEM terlantik Dinda Ayu Islami dengan didampingi oleh Pimpinan Sidang I terpilih Cakra Buana dan Pimpinan Sidang II Muhammad Fajar Shidiq dan Titis Sukmaningrum sebagai Notulen. Pembahasan GBHK ini berlangsung pada pukul 10.30 dan berakhir pada 12.30 dan telah disepakati oleh forum kongres dan disahkan oleh pimpinan sidang. Demikian acara Kongres Mahasiswa Biologi berakhir.

SEMA Fakultas Biologi kunjungi SEMA Fakultas Teknologi Pertanian

IMG_0019

Foto bersama keluarga Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian

Yogyakarta- Senin (9/3) Anggota Senat Mahasiswa Fakultas Biologi mengadakan kunjungan ke Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian. Selain bertujuan untuk silaturrahim, kegiatan ini bertujuan untuk sharing terkait strategi dan kerja anggota Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran ranah kerja Senat dan beberapa tips bagi anggota baru Senat Mahasiswa Fakultas Biologi.

Agenda perbincangan pertama terkait dengan acara Senat Mahasiswa Fakultas Biologi yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat, yakni Legislative Learning (LL). Dalam kesempatan tersebut teman-teman dari Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian memberikan tips jitu menggaet mahasiswa untuk ikut serta berpartisipasi dalam acara LL tersebut yakni dengan mewajibkan minimal 2 orang untuk tiap-tiap anggota KS/Lembaga guna menghadiri acara tersebut. Namun sebelum itu baiknya teman-teman dari Senat Mahasiswa Fakultas Biologi memaparkan latar belakang acara, tujuan, serta urgensi LL tersebut sehingga diharapkan dengan itu teman-teman mahasiswa lainnya memiliki kesadaran akan kewajibannya hadir pada acara LL tersebut.

Selain itu terdapat beberapa sistem yang berbeda antara Senat Mahasiswa Fakultas Biologi dengan Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian. Terkait dengan fungsi Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian dalam sistem keorganisasian fakultasnya. Teman –teman Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian memiliki fungsi budgeting yang dalam hal ini berperan sebagai pengelola keuangan untuk anggaran dana bagi tiap kelompok studi (UKM) / lembaga fakultas. Mereka berwenang untuk membagi jatah dana setiap organisasi kemahasiswaan fakultas sesuai dengan program kerja dan urgensi acara yang diselenggarakan oleh suatu organisasi. Selain itu mereka juga memiliki prasyarat tertentu dalam sistem open recruitment yang dilakukan yakni setiap calon anggota Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian telah menjadi anggota UKM/Lembaga mahasiswa minimal 1 tahun kepengurusan, bukan merupakan anggota BEM dan bukan pengurus harian dalam UKM/Lembaga yang diikutinya.

“Yah memang srtuktural dan sistem keorganisasian fakultas kita sedikit berberda. Semoga kita bisa belajar dari pengalaman ini” ucap Fajrin, ketua Senat Mahasiswa Fakultas Biologi, menutup acara.

Kenang-kenangan dari teman-teman Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian

Kenang-kenangan dari teman-teman Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian

Aspirasi Mahasiswa Biologi Tentang Kinerja BEM, Mau Dibawa Kemana ?

Adhi Prasetyo~Salah satu komisi pada kepengurusan senat mahasiswa biologi tahun 2013 adalah komisi media dan aspirasi. Salah satu tugas Komisi Media dan Aspirasi Senat Mahasiswa Biologi adalah sebagai wadah bagi mahasiswa biologi yang ingin menyampaikan aspirasinya terkait dengan kinerja BEM biologi, selain itu juga mengolah dan menyampaikan aspirasi -aspirasi yang telah terkumpul untuk disampaikan kepada BEM Biologi sebagai evaluasi atas kinerja tiap program kerja yang telah dilaksanakan. Metode yang digunakan untuk menyaring aspirasi mahasiswa biologi adalah pembuatan kuisoner dan Kotak Aspirasi, Pembuatan kuisoner bertujuan untuk menyaring aspirasi mahasiswa secara spesifik tiap subyek. Kuisoner dibuat disetiap suatu proker BEM biologi telah terlaksana.Kuisoner akan dibagi kepada sejumlah mahasiswa setiap angkatan agar representatif untuk seluruh mahasiswa biologi. Setelah terkumpul, kuisoner direkap dan diolah menjadi bahan yang publikatif serta dipresentasikan kepada BEM biologi. Kotak suara dibuat dengan tujuan untuk menyaring aspirasi mahasiswa secara random dan available disetiap waktu. Kotak Aspirasi dicek setiap 2 minggu sekali dan selanjutnya akan diolah menjadi bahan yang publikatif dan akan dipresentasikan kepada BEM Biologi.

Berikut ini adalah contoh publikasi dari Kuisoner Evaluasi Tengah Tahun 2014 BEM Biologi.

ETT #2 JPEG

Publikasi Hasil Kuisoner Evaluasi Tengah Tahun 2014 BEM BiologiDari hasil Kuisoner,

Penyampaian dan pengolahan aspirasi mahasiswa biologi dirasa sangat penting, karena dapat memberikan masukan dan kritikan terhadap kinerja BEM yang sedang dievaluasi. Kritikan dan masukna inilah yang akan menjadi suatu ide atau gagasan untuk membenahi kekurangan dan kendala pada proker BEM terkait, sehingga untuk kedepanya proker BEM yang dijalankan akan menjadi semakin baik.

Sekolah Aspirasi, Sarana Menimba Ilmu Yang Komunikatif Dan Aplikatif

Suasana Sekolah Aspirasi 2014 Senat Mahasiswa Biologi

Suasana Sekolah Aspirasi 2014 Senat Mahasiswa Biologi

Adhi Prasetyo~Sabtu, 18 Oktober 2014 Komisi Media dan Aspirasi mengadakan salah satu upgrading internal yaitu Sekolah Aspirasi, yang merupakan sarana untuk mempelajari lebih dalam tentang metode peyaringan aspirasi mahasiswa beserta pengolahan data serta publikasinya. Acara ini dilaksanakan di Student Center (SC) Fakultas Biologi pada pukul 08.00 pagi hingga 11.00 siang. Antusiasme anggota komisi tiga membuat sekolah aspirasi menjadi ajang diskusi yang komunikatif dan efektif, walaupun tidak semua anggota komisi tiga mengikuti sekolah aspirasi ini. Materi sekolah legislatif disampaiakan oleh dua orang narasumber dari Senat Mahasiswa Biologi yang sudah banyak makan garam dalam dunia aspirasi dan riset. Acara dibuka oleh ketua komisi tiga, Adhi Prasetyo dengan tertib.Sesi pertama diisi oleh narasumber pertama yaitu, IlmaFistannisa Zette yang merupakan Alumni senat mahasiswa biologi tahun 2012 dan merupakan salah satu anggota dari senat KM UGM. Materi yang disampaikan adalah tentang macam-macam metode yang digunakan untuk menyaring aspirasi mahasiswa beserta dengan metode scientificnya. Sesi pertama dihiasi oleh pertanyaan-pertanyaan kritis dari anggota komisi tiga, yang membuat suasana sekolah aspirasi memanas dan seru. Sesi kedua diisi oleh Faridatul Husna, Bendahara senat mahasiswa biologi 2013 sekaligus sebagai salah satu anggota dari BEM KM UGM. Materi yang disampaikan adalah tentang analisi data dan metode publikasi hasil analisis data dengan menarik. Pada sesi kedua ini, para peserta sekolah aspirasi juga mendapatkan pengetahuan tentang skill tambahan yaitu mengenai pengolahan data efektif dengan Ms Exel, penggunaan SPSS , Corel Draw and Photoshop.

Semua materi yang disampaikan merupakan modal bagi Komisi Media dan Aspirasi dalam melaksanakan tugasnya sebagai wadah aspirasi bagi mahasiswa biologi.

Diharapkan kedepanya sekolah aspirasi  menjadi sarana utama dalam menimba ilmu tentang aspirasi dan riset bagi senat mahasiswa biologi dan dapat mengundang peserta lebih banyak lagi.

JADILAH MAHASISWA PROGRESIF!

Oleh Eko Prasetyo[1]

Ketua Badan Pekerja Social Movement Institute[2]

Kalian memandang ke atas ketika kalian merindukan pujian: tapi aku justru menunduk ke bawah sebab aku telah ditinggikan (Friedrich Nietzsche)

Muda atau tua tidak bergantung pada tanggal dalam suatu masa, tapi keadaan jiwa. Tugas kita bukan menambah usia pada kehidupan tapi menambah kehidupan pada usia… (Myron J. Taylor)

Kau ingin jadi apa? Pengacara, untuk mempertahankan hukum kaum kaya, yang secara inheren tidak adil? Dokter, untuk menjaga kesehatan kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang sehat, udara yang baik, dan waktu istirahat kepada mereka yang memangsa kaum miskin? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmu dan periksa hati nuranimu. Apa kau tak mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda: untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam ini (Victor Serge, Bolshevik)

Lihatlah paras muka kalian hari ini. Letih, galau dan patah. Di kartu pelajar kalian seperti anak muda yang kecapekan. Ukuran foto tiga kali empat itu membuat wajah kalian serupa dengan sampul buku pelajaran. Kusut, masam dan menjemukan. Seolah-olah sekolah -atau sekarang, kuliah- itu bukan sebuah petualangan tapi beban yang dipanggul tiap hari. Ukuran keberhasilanya ada pada nilai dan bukan pada semangat meraih mimpi. Itu mungkin yang menyebabkan sekolah selalu berparas sama: bangku coklat dengan muka pahlawan yang juga letih. Pangeran Diponegoro tak pernah tersenyum lepas dan RA Kartini berpenampilan sama dari tahun ke tahun. Kita jadi merasa maklum kenapa penjajahan berjalan lama karena para pahlawan dilukis tanpa gairah. Mereka seperti kumpulan manusia sunyi yang merasa menyesal karena tak bisa bertarung habis-habisan. Sekolah membuat seluruh peristiwa akbar jadi pentas yang monoton dan sepi dari tragedi.

Yang jelas, bukan seperti ini

Yang jelas, bukan seperti ini

Seorang ulama pernah katakan: Nilai seseorang itu terletak pada cita-citanya. Jika kamu ingin mengerti dirimu maka sebutkan keinginanmu. Mau jadi apakah dirimu kelak : pegawai yang punya gaji banyak atau petualang yang terus menjelajah ke semua tempat. Hidupmu akan dipertaruhkan untuk membuat nyaman atau terus menerus menari bersama badai. Kalau dunia bergerak dengan kecepatan yang menakjubkan maka kaum terpelajarnya seperti sebilah bangku di terminal : menunggu dan menanti. Nasibnya seperti warna bangunan sekolah: pucat dan menjemukan. Tiap pengalaman belajar seperti sebuah rutinitas yang tidak asyik dan menggugah. Maka tiap kali pertanyaan meletus di hadapanmu: apa yang kamu sukai selama sekolah? Jawabanya selalu mengundang tawa: kalau guru tak masuk, kalau libur dan kalau istirahat. Seolah sekolah itu cerminan halaman bukan ruangan kelas yang padat oleh materi.

Kini kamu jadi MAHASISWA. Tinggal di kampus yang lebih luas dengan teman yang jauh lebih banyak. Berada di alam pikiran yang menantang dengan petualangan yang jauh lebih komplit. Tak ada baju seragam, tak ada pelajaran PPkN dan yang lebih penting lagi: tak ada ujian nasional. Inilah masa dimana kamu diajak untuk mengolah mimpi dengan semangat untuk meraih prestasi. Tidak hanya sejumput nilai tapi juga pengalaman berorganisasi. Nilai mungkin perlu untuk diraih tapi itu tak membuat kamu memegang kunci masa depan. Masih ada bekal lain yang kamu butuhkan: pengalaman dalam organisasi diantaranya. Kampus bukan tempat dimana lembaga Osis dan Pramuka beroperasi. Kampus juga memiliki Badan Eksekutif Mahasiwa, Pers Mahasiswa, Pecinta Alam dll. Singkatnya kampus punya pekarangan yang dihuni oleh para petualang yang punya mimpi besar mengenai masa depan. Mereka adalah orang yang menganggap hidup adalah rencana menanam mimpi. Hidup bukan pertarungan apalagi lomba.

iya, hidup bukanlah perlombaan. kegagalan juga adalah sukses yang tertunda (kecuali gagal ginjal dan gagal jantung)

iya, hidup bukanlah perlombaan. kegagalan juga hakikatnya adalah sukses yang tertunda (kecuali…. gagal ginjal dan gagal jantung)

Filsof Betrand Russel katakan, jika filsafat hidup adalah persaingan dimana penghargaan hanya diberikan untuk sang pemenang, maka hidup akan berjalan jadi tidak wajar, kita hanya mengutamakan kehendak dan melupakan panda indera dan intelek. Kita sama halnya dengan meletakkan kereta di depan kuda!

Hidup bukan lomba: bersaing untuk meraih yang terbaik. Hidup bagi seorang anak muda adalah petualangan dimana yang terbaik tak selamanya berujud nilai. Tanya pada dirimu: ranking berapa kamu ketika duduk di kelas 4 SD? Berapa nilai matematikamu ketika kelas 5? Mungkin kamu lupa tapi juga kamu mungkin tak ingin mengingatnya. Seluruh pelajaran itu dikalahkan oleh pengalamanmu berteman dengan anak yang menyebalkan, guru yang inspiratif dan buku yang kamu baca dengan gairah. Harry Porter bisa menyihir imaginasimu. Pastilah ada sosok guru yang memberimu banyak ilham. Tentu saja seorang teman dapat jadi orang yang bisa berbagi kegelisahan. Sekolah diam-diam melalui caranya telah mendewasakanmu.

Cara yang serupa itu yang membentuk sosok seperti Bung Karno. Proklamator kita yang dulu kuliah dengan memenuhi dua peran: mahasiswa sekaligus aktivis. Sebagai mahasiswa diikutinya kuliah dengan kepatuhan tapi sebagai aktivis dirinya mempertanyakan keadaan. Gejolak mudanya tak bisa menerima penindasan yang dilakukan dengan semena-mena. Tak ingin rakyatnya berkabut dalam kebodohan maka dicetuskan oleh Bung Karno kursus kewarganegaraan. Cita-cita kemerdekaan bermula dari sana. Seorang mahasiswa bersama teman-temanya membangun kesadaran rakyat untuk hidup sebagai bangsa merdeka. Di samping bung Karno ada bung Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, Ki Hadjar dll. Singkatnya negeri ini berdiri dengan semangat baja para mahasiswa yang tak mau hidup dengan seadanya. Pada masa itu para mahasiswa membacakan syair Rene de Clerq: Hanya ada satu negeri yang bisa menjadi Tanah Airku, yaitu negeri yang berkembang karena perbuatan, dan perbuatan itu adalah perbuatanku.

Kita sudah lama tak mendengar syair itu lagi. Patriotisme itu luntur dan berantakan. Pendidikan tak melatih kecintaan dan kepedulian pada sesama. Pendidikan malah menciptakan hak istimewa bagi mereka yang mampu membayar semuanya. Tak hanya itu pendidikan juga menciptakan penjahat berdasi dengan kebebasan melakukan korupsi. Kita pedih, sakit dan kecewa dengan itu semua. Pedih karena begitu gampang para pejabat itu menyamun harta rakyat tanpa pernah merasa bersalah. Kita semua sakit karena kejahatan tampaknya tak pernah bisa dihentikan dengan prosedur yang ada. Kemudian kita kecewa dan malu karena negara ini terus duduk dalam posisi dunia yang padat sindiran: surga untuk para pencuri. Kini kalian semua hidup seperti pada masa lampau: dijajah oleh para penguasa asing dengan menghabisi semua sumber kekayaan alam.

Sejenak kita selidiki: siapa yang menjarah kekayaan emas di tanah Papua? Siapa yang menikmati gas alam di tanah Bintuni? Siapa yang menjarah kayu, tambang dan batu bara di Kalimantan? Kita seperti kumpulan rakyat pandir yang terus diberitahu bahwa bunyi undang-undang soal tanah dan kekayaan alam dikuasai negara itu betul-betul terjadi. Padahal kita mengerti kalau pasal itu sudah lama tak ditegakkan. Tak hanya itu: kita semua tergantung pada impor apa saja; garam, beras, gula, bawang hingga daging. Yang kita punya adalah kumpulan penduduk yang disihir oleh sebuah jargon namanya kemajuan dan globalisasi. Maka dipuaskan rakyat oleh tontonan yang menghibur serta menyakitkan: kesebelasan sepak bola dunia datang dengan tugas khusus menghajar habis-habisan tim nasional. Sialnya kita gembira menyaksikan ini semua. Kita seperti bangsa naif yang duduk menonton kemajuan bangsa lain.

Temukan 5 perbedaannya! Apa? gak ada..? Ya juga sih...

Temukan 5 perbedaannya! Apa? gak ada? Mmmm…. Ya juga sih…

Puisi Rendra melukiskan suasana ini:

Bangsa kita ini seperti dadu

Terperangkap dalam kaleng utang

Yang dikocok-kocok oleh bangsa adikuasa,

Tanpa kita berdaya melawannya

Semuanya terjadi atas nama pembangunan

Yang mencontoh tatanan pembangunan

Di zaman penjajahan

Maka waktunya kalian mahasiswa merombak kesadaran palsu ini. Caranya tak lain adalah bekerja bersama rakyat dan hidup dalam organisasi. Dulu Soekarno melakukan itu dengan menyapa semua rakyat yang ditimpa kesusahan. Pidato Soekarno seperti membangunkan kesadaran rakyat atas masalah yang dihadapi. Hatta melengkapinya dengan semangat mendidik. Lalu Tan Malaka meniupkan keberanian dan persatuan. Singkatnya mereka melakukan apa yang jadi kebutuhan sebagai bangsa pejuang. Bangsa yang tak mau tunduk pada tekanan dan tak mudah terpesona oleh janji. Guna memenuhi janji diatas itulah mahasiswa tak bisa lagi berdiam dan berpangku tangan. Sejarah menunjuk bukti kalau mahasiswa selalu mengambil peran bersejarah: meruntuhkan kekuasaan otoriter dan memproduksi gagasan besar perubahan.

Ikhtiar untuk menuju cita-cita mulia itu dapat dirintis dari sekarang: kuliah sambil berorganisasi. Kuliah sembari berkarya. Dan kuliah dengan tetap mengenggam harapan atas perubahan. Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka hingga Moh Natsir memulai masa muda seperti kalian: nekat, imaginatif, pintar dan romantik. Wajah mereka tak jauh dari kalian: sederhana tapi berani. Penampilanya juga mirip dengan kalian: gaya sekaligus nekat. Maka titik persamaan itulah yang semustinya membuat kalian mampu untuk melompat melampaui zaman. Seperti yang dulu mereka lakukan. Kekuatan lompatan itu ada pada visi. Bukan sebuah angan-angan tapi harapan yang dilukiskan dengan keyakinan. Takkan mudah merubuhkan keyakinan jika kita erat memegang harapan.

Maka kuucapkan sekali lagi padamu: Selamat Datang mahasiswa baru. Selamat menikmati petualangan. Jadikan hari-harimu penuh pengalaman. Dan buatlah itu sebagai pengalaman yang beresiko dan berkesan. Hanya melalui cara itulah kamu bisa membawa mimpimu. Mimpi bukan buat dirimu sendiri tapi mimpi untuk bangsa yang sekarang tak berani lagi unjuk muka. Di hadapan bangsa-bangsa tetangga apalagi bangsa adidaya. Kerahkan semua keyakinan dan tunjukkan bahwa kamu bukan generasi pemalas, konsumtif dan tak peduli. Kamu adalah generasi terbaik yang dilahirkan pada zaman yang kusam. Ubah dan rubuhkan kekuatan apa saja yang meluncurkan keyakinanmu. Ubahlah dirimu, duniamu dan masa depanmu. Hanya dengan cara seperti itulah kamu hadirkan kembali mereka: Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka. Pada merekalah kita berhutang maa lalu dan masa depan. Terimakasih.

Ayo, nyalakan lilin. Lakukan sesuatu.

Ayo, nyalakan lilin. Lakukan sesuatu.

[1] Penulis buku Orang Miskin Dilarang Sekolah dan buku terbaru yang dibuat olehnya Bangkitlah Gerakan Mahasiswa, Resist Book dan SMI, 2013

[2] Lembaga yang bekerja untuk pengembangkan kapasitas organisasi gerakan social. Bergerak dalam bidang pelatihan, riset dan penerbitan. Lembaga ini juga bekerja dengan mendorong gerakan mahasiswa untuk memiliki pengalaman International: pengiriman training ke luar negeri, training bersama aktivis luar dan mendorong kemampuan riset International. Di samping memiliki perpustakaan dan sekolah anak-anak usia dini lembaga ini mengembangkan kuliah umum gratis pada mahasiswa dengan mendatangkan tenaga akademisi dan aktivis yang punya banyak pengalaman. Organisasi Nirlaba yang bekerja untuk pemenuhan hak mahasiswa dalam beraktivitas, berorganisasi dan bekerja untuk mereka yang selama ini jadi korban pembangunan.